Si gadis penjual jambu.
1998, hanya ada satu kenyataan yang begitu jelas didepan mata, ya... hidup akan terus berjalan dan waktu tak akan peduli bagaimana keadaanmu saat Itu tapi waktu menghargai kerasnya usahamu. akulah Aira si gadis penjual jambu itu, berjalan dikerumunan anak-anak yang bermain menikmati setiap masanya. Aku akan selalu tersenyum untuk setiap hari-hariku, tak ada yg harus disingkirkan karena semua ini adalah usaha terbaik menurutku. Aku masih bisa bermain walau tak sebebas hembusan angin yg menghepas rambutku, mendapatkan pundi-pundi kecil hasil keringat untuk menambah uang saku dan itu menurutku luar biasa. Jika pagi hari setelah sarapan aku dan adik akan memanjat pohon di perkarangan depan rumah hanya untuk menikmati angin diatas sana dan tak lupa memetik jambu-jambu merah itu. Beruntungnya aku karena semua jambu yang aku jual adalah hasil panen keluargaku sendiri. Ketika sore tiba aku akan siap-siap untuk menjajahkan jambu-jambu yang menggoda itu, menikmati setiap sore yang luar biasa menurutku. Bagiku masih banyak diluar sana yang sulit untuk merasakan rasa nikmat dan syukur seperti yang aku rasa, rasa syukurku aku masih diberi hari-hari indah bersama keluarga, masih menikmati setiap masa kecilku dengan orang tua yang menyanyangi ku. ☺
Mungkin ada sedikit tersirat saat itu rasa malu jika aku melihat teman-temanku yang begitu mudah mendapatkan uang saku tambahan mereka dari orang tua mereka. Dan itupun ditambah guyonan-guyonan yang terlontar dari mulut mereka "aira penjual jambu... jambu jambu.... jambu manis tapi banyak uletnya" 😤 aaahhh... aku sangat kesal, menurutku jambuku memang manis banyak yang menyukai, jikapun ada uletnya itu tidak semua hanya ada beberapa saja. Aku meresa malas untuk menjajahkan daganganku didepan mereka, tapi aku berfikir keras. Aku berfikir mereka melakukan itu karena mereka merasa mengapa aku tidak ikut bermain bersama mereka aku hanya berteriak untuk menawarkan daganganku, dan mereka merasa terganggu saat itu. 😌 satu hal yang telah aku pelajari, semua orang yang secara jelas melontarkan kata-kata yang tak bisa diterima hatimu, itu karena mereka buta hatinya. Mengapa? Mereka tak bisa melihatmu dari sisi lain terutama apa yang ada didalam hatimu, yang jelas kenyataannya adalah mereka melihatmu dari luar, mereka melihat dengan batas kemampuan mereka dan yang perlu aku ketahui juga kalian bahwa apa yang dinilai orang lain tetang kita mereka tidak akan pernah tau jelas apa yang ada jauh didalam hati kita. Hanya kitalah yang tau bagaimana kehidupan kita sebenarnya.
Aku selalu bersama orang-orang hebat yang menyanyangiku. Aku begitu mengaguminya, begitu menyanyanginya, yaaa.... itulah mamah, ayah dan adik-adikku. Mamah adalah wanita yang tegar yang kuat melawan derasnya ombak ujian, ayah adalah ayah luar biasa yang selalu mengajarkan sabar dan ikhlas menghadapi ujian dari Allah, dan adik-adiku mereka adalah teman dalam bermain bersama menghabiskan waktu bersama didalam rumah maupun diluar rumah. Aku tak perlu menyesali apa yang ada dalam hidupku, aku masih bisa meresakan apa yang juga dirasakan gadis-gadis kecil lainnya, aku tak perlu menangis saat mereka menjadikan ku bahan guyonan mereka, justru karena merekalah aku menjadi kuat, aku menjadikan semua motivasiku untuk terus berdiri dan berangan tinggi bahwa suatu hari nanti waktu akan berbalik untuk kita, yaaaa.. untuk kita yang terus berusaha,bersabar dan ikhlas menjalani hari. Aku akan terus tebarkan senyum manisku sampai suatu hari nanti, yaaaa... semanis jambu jualanku. 😄
Waktu tak terasa begitu cepat berlalu telah banyak yang dilewati, telah banyk yang diukir dan telah banyak begitu ujian datang silih berganti. Ada seorang wanita berdiri didepan pintu berpakaian rapi. ia mengenakan kemeja coklat dengan blazer diluarnya, memakai celana panjang bahan yang selaras warnanya dengan blazer coklatnya ditambah sepatu tinggi berhak yang ia pakai. Wanita itu tampak modis dan cantik dengan rambut panjang yang tergerai, sesekali rambutnya tersibak oleh angin sejuk pagi itu. Yaaa... itulah aku, Aku adalah Aira si gadis penjual jambu itu. Sekarang si gadis itu telah memetik hasil, hasil dari ketegarannya dari kesabarannya dan keikhlasannya. Inilah yang aku katakan bahwa hidup akan terus berjalan dan waktu tak akan peduli bagaimana keadaanmu saat itu tapi waktu akan menghargai kerasnya usahamu. Saat ini si gadis kecil penjual jambu itu telah tumbuh dewasa menjadi gadis yang begitu kuat berdiri dengan nyakin. Aku duduk di salah satu perusahaan besar asal negeri gingseng dikota ku, menjadi staff yang dipercaya perusahaan untuk menjalankan tugas sebagai Research and development Staff dan bertanggung jawab menjalankan audit internal. Inilah hidup tidak ada yang tidak mungkin maka Janganlah pernah sesali takdir hidupmu, karena apa yang kamu terima saat itu, itu semua awal untukmu terus bangkit. Berusahalah dan berdoalah kepada dan karena Allah, semoga kita diantara orang-orang yang selalu bersyukur. ☺ amien.
-Cerpen sukses-
-2014-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you